Belajar Dari Kecil
Tentang Belajar, Tentang Apa Saja, Dari Apa dan Siapa Saja serta Untuk Siapa SajaArchive for September, 2008
BAHASA ANGKA (84H454 4N9K4)
Dear all, kita sering melihat mobil maupun motor berplat nomor bagus, ada yang memang karena keberuntungan sang pemilik, ada juga yang membeli plat nomor tersebut, kabarnya hingga ratusan juta rupiah… Di Bandung, tahun 1993, saya menemukan B 19 TG (Big TG; Tante Girang?) Seingat saya, yang mengemudikannya wanita cantik… dan (juga masih di Bandung) ada 8 48 E (Babe; nah yang ini gak saya kejar siapa pengemudinya)…
Sewaktu kuliah, seingat saya, Widi (AB Three) menggunakan AB 3 WD, Baim menggunakan B 41 M…nah…menurut saya penomoran dan penggunaan bahasa dengan mewakilkan huruf melalui nomor, menarik dan memicu kita untuk berfikir secara cepat…contoh B 154 KW ….seingat saya pemilik mobil ini gampang untuk kawin (Bisa Kawin) entah kalau untuk menikah…saya gak tahu… Berikut pengalihan alphabet A – Z kepada nomor…
· (Huruf) A bisa diwakili dengan (angka) 4
· (Huruf) B bisa diwakili dengan (angka) 8 dan atau 13 dengan peletakan rapat atau penulisan (huruf) b kecil dengan modifikasi lo (angka 1 dan o; penulisan tangan)
· (Huruf) C Sudah merupakan (angka) Romawi,
· bisa diwakili dengan (angka) 6 (walau agak memaksa, biasanya lubang 6 dibuat kecil)
· (Huruf) D sudah merupakan angka Romawi
· (Huruf) E bisa diwakili dengan (angka) 3
· (Huruf) F bisa diwakili dengan (angka) 7 (dengan penambahan satu garis dibawah belalai angka tujuh
· (Huruf) G bisa diwakili dengan (angka) 6 (huruf besar) atau 9 (huruf kecil)
· (Huruf) H, tidak ada yang langsung, mungkin dapat diwakili (angka) 14 dengan penulisan rapat dan model (angka) 4 seperti kursi terbalik
· (Huruf) I, sudah merupakan (angka) Romawi, bisa diwakili dengan (angka) 1
· (Huruf) J, bisa diwakili dengan (angka) 7
· (Huruf) K, tidak ada yang langsung, mungkin dapat diwakili k (k huruf kecil) dengan penulisan 16 dengan penulisan rapat dan lubang angka 6 dibuat kecil
· (Huruf) L, sudah merupakan angka Romawi
· (Huruf) M, sudah merupakan angka Romawi
· (Huruf) N, tidak ada yang langsung; mungkin dapat merupakan modifikasi dari IV (Romawi) atau 1V dengan moda penulisan rapat.
· (Huruf) O, diwakili dengan (angka) 0
· (Huruf) P, tidak saya temukan yang langsung, variasi pada penulisan tangan pun tidak ada yang langsung
· (Huruf) Q, tidak saya temukan
· (Huruf) R, dapat diwakili dengan (angka)12 (1 dan 2 dengan penulisan rapat)
· (Huruf) S, biasa diwakili dengan (angka) 5
· (Huruf) T, biasa diwakili dengan (angka) 7 (huruf J,T, dan F sering merupakan modifikasi dari angka 7)
· (Huruf) U, tidak saya temukan yang langsung
· (Huruf) V, sudah merupakan (angka) Romawi
· (Huruf) W, sudah merupakan gabungan dari dua v, vv, tapi untuk kasus nomor mobil A 55 1 (Banten, dapat dibaca dengan Assi, atau Awi; 55 angka Arab merupakan subtitusi dari VV angka Romawi
· (Huruf) X, sudah merupakan (angka) Romawi
· (Huruf) Y, tidak ada saya temukan yang langsung
· (Huruf) Z, biasa diwakili dengan (angka) 2
N4h, 17u 8383r4pa p3rma1n4n p3n99un44n 4n9k4 y4n9 m3n5u8717u51 huru7…agak capek ya…gpp…nah ini contoh nomor mobil yang lumayan bagus F 19 HT (yang punya anak bogor) dan L 1 UR (pemiliknya salah satu juragan sarang Burung Walet di Gresik. Sarang itu dibuat dari air liur Burung Walet…
Secara pribadi, saya berkeyakinan, semakin Anda trampil menggunakan subtitusi ini, semakin cepat (mungkin lebih tepat; gila/ g 1 L4) anda membaca pesan tersirat dari plat nomor, atau tulisan yang banyak di angkot…misal 4n315 (anti gadis), entah kebetulan, pengemudi 4n315, suka main perempuan…ini temuan pribadi saya saja…mudah-mudahan tidak valid… 53L4M47 8312M41N…..
Tragedi Pembagian Zakat di Pasuruan…Sebuah Refleksi Sederhana
Teman-teman, 4 hari setelah tragedi Pembagian Zakat terjadi, masih banyak tulisan yang mengangkatnya… Opini Kompas hari ini (19/9/2008) bahkan semuanya bertutur tentang Kemiskinan dan Zakat…Bahkan Jurnal Nasional (korannya Demokrat) Anas Urbaningrum hari ini mengangkat Judul Zakatul-Maut. Zakatul Maut, gak jelas apa artinya…Zakat Kematian, apalagi definisinya…Judulnya (maaf) seakan tidak mengangkat bahwa ia adalah Mantan Ketua HMI…sayangnya saya gak tahu kalau orang HMI itu gak semuanya mengerti dan faham bahasa Arab (apalagi tata bahasanya). Mungkin hal ini karena saya selalu berfikir positif tentang HMI… pemikiran yang sebaiknya sudah mulai harus saya ubah…
Tulisan ini, cuma mencoba reflektif aja, kebetulan sebagai muallaf, nasionalis (Soekarno is one of my step father…hiks)…Karena ini reflektif, maka point pembenahan akan secara niscaya menggebuk saya sendiri, kalau ada orang lain yang terjewer, ya lumayan lah…lha wong saya aja digebuk kok…
Tentang Pembagian secara Langsung…Minimalis Jumlah… Kuantitas Optimum
Keluarga H.Syaikhon, kabarnya telah melakukan bagi-bagi rezeki ini sejak tahun 1990…Secara pembagian perorang kecil, tapi secara kuantitas yang menerima, banyak… Masalahnya apa…Riya atau Bukan… Jawaban silakan Anda ungkap secara pribadi…dan pastikan buat Anda saja…sebab Riya itu permainan Anak Manusia dengan Illah-nya…Biarkan Allah yang menilai…Kalau tanda-tanda itu dapat Anda baca, maka itu cuma keberuntungan atau ketidakberuntungan Anda…tapi penilaian bukan hak Anda (sorry, ini pendapat muallaf lho). Berikut beberapa analogi….
BUDAYA…???
Pada tahun 1984 dan 1986, saya merasakan (baca; menerima) pembagian uang yang diberikan oleh salah satu Keluarga Pendiri Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo…yaitu pada saat selesai Shalat Iedul Fithri… Pada saat pembagian…Almarhum KH.Imam Zarkasyi mengatakan bahwa pembagian uang itu merupakan tradisi di keluarga beliau…mudah-mudahan bisa menambah kegembiraan bagi para santri, atau calon santri yang kebetulan terpaksa merayakan Iedul Fithri di lingkungan pesantren… Kalau tidak salah, hanya Rp 200…dan uang itu saya simpan…kenang-kenangan…
Pada tahun 1988, saya sempat Iedul Fithri di Blitar. Di sekitar Pojok Garum, seingat saya, satu hari menjelang Lebaran, ada beberapa keluarga yang membagi-bagikan uang, yang nilai-nya antara Rp.5.000 dan Rp.10.000..ke lingkungan tempat mereka tinggal…ternyata hal ini juga terjadi di daerah Bendogerit (kalau tidak salah dekat makam Presiden Soekarno) Yang menjadi pembeda adalah di Bendogerit, yang membagikan keluarga yang datang dari Jakarta, sementara di daerah Pojok Garum, memang orang desa tersebut..
Nah…apabila kita kaitkan dengan kenyataan bahwa tiap-tiap mendekati lebaran, penukaran uang kecil banyak terjadi untuk dibawa pulang oleh si Pemudik dan atau siapa saja…maka jelas bahwa pembagian itu adalah pembagian uang yang sifatnya entah tradisi atau budaya setempat, yang mungkin lebih mendekati ke arah sedekah biasa…
Maka…endusan hidung saya….pembagian uang di rumah H.Syaikhon, seyogyanya diletakkan pada tataran budaya, dan atau sedekah biasa… (nah para amil boleh tepok tangan…gak kena tembak…gak kena tembak…)
Zakat…???
Nah ini menarik, apabila kita ingin mengkaitkan atau mengklaim kejadian itu sebagai pembagian Zakat…ada beberapa pijakan TOLOL yang saya miliki…(mengingat pijakan ini tolol, Anda boleh ikutan mengambilnya sebagai pijakan, atau malah menertawakannya…terserah)
a. Pengalaman saya hidup di basis NU di Jawa Timur, termasuk Tapal Kuda, pengetahuan individu tentang agama (secara kuno) cukup memadai…saya mengendus dari pihak keluarga H.Syaikhon…tidak sedikit yang mengkaji dan atau minimal membaca KITAB KUNING…nah..apabila endusan saya benar…maka pengertian Zakat dan pembagian Zakat, akan tidak paripurna apabila jumlah yang 2.5% dari harta hasil usaha nisab zakat, dibagikan untuk ratusan atau ribuan… Entah kalau yang membagikan itu Jusuf Kalla, atau Aburizal Bakrie…
Bagi teman-teman yang secara ideal mengkaji kitab kuning, terutama basis Pasuruan-Jombang,saya yakin kok kalau mau bagi-bagi zakat di wilayah Pasuruan…minimal Rp.500.000/orang…baru itu Zakat… Kenapa….karena zakat untuk memberdayakan…(zakat tahunan) kalau zakat fithrah itu untuk berbagi kebahagiaan dan meniadakan rasa lapar… Tapi ….zakat harta…bukan sekadar untuk kedua hal terakhir…
Pijakan Rp.500.000 itu berasal dari kunjungan saya terakhir ke Bangkalan, Malang, dan Sidoarjo…di sana saya masih dapat sarapan pecel Rp.1.000 (bangkalan) dah lengkap dengan nasi dan irisan telur dadar.. Makan Siang lauk lengkap di Bangkalan Rp.3.500 (telur, sayur, krupuk dan air teh) atau Pecel dengan telur dan es teh Rp.4.500 (di Sidoarjo)…Di kedua tempat ini, mereka berdagang dari RUMAH masing-masing…Jadi Rp. 500.000 itu mudah-mudahan sudah DAPAT MEMBANTU mereka MEMILIKI MODAL UNTUK USAHA….
Jadi pijakan Zakat pada pembagian harta H.Syaikhon, pada pijakan pendapat saya, gugur…dan itu sedekah…tapi tentu niat akan bergantung pada hati PEMILIK HARTA… (Kel.H.Syaikhon). Zakat, adalah kewajiban, dan hemat saya yang muallaf, sebagaimana Sholat adalah kewajiban, maka proses zakat dan sholat haruslah dalam kontrol mutlak individu yang melaksanakan ibadah… Ketika shalat anda tidak boleh mabuk, dan selesai shalat boleh jadi; merupakan tindakan bijaksana apabila anda sempat bertanya dalam hati Anda…”Tjuk, kira-kira shalat-ku diterima apa gak nyang Allah ya? …Nah pada zakat,ketika Anda telah menjaga proses pencarian uang dengan baik, harta yang anda keluarkan juga harus dapat Anda kontrol dengan baik. Maka…zakat yang Anda keluarkan tidak cukup untuk melepaskan diri anda dari tanggungjawab atas “kelarnya” penunaian Zakat… Mau bukti…mungkin agak lain…mumpung masih Ramadhan…pas hari terakhir.,..keluar dong bayar zakat fithrah secara mandiri…nanti bisa Anda temukan (kalau Anda beruntung)
PAMER???
Nah ini agak konyol, ketika di salah satu program TV yang menayangkan bahwa ada anggota masyarakat sekitar H. Syaikhon yang mengatakan bahwa kel H. Syaikhon itu pelit…medit…
Maka…pamer adalah pilihan…Tapi…secara pribadi saya mengesampingkan hal ini…saya lebih memilih pada pelestarian TRADISI keluarga di Kampung…Sebab, kalau pamer, ini menjadi BUMERANG…Rp.30.000, itu hanya cukup untuk membeli 12 es krim walls (paddle pop pyrata)..Dan pihak H.Syaikhon tidak akan bertindak sebodoh itu…
TENTANG ZAKAT dan KETIDAKPERCAYAAN PADA BADAN AMIL ZAKAT..
Quraish Shihab, dalam pendapat yang dikutip oleh Media Indonesia (16/09/08) halaman 1,mengatakan bahwa zakat, orang Miskin tidak datang kepada pemberi Zakat, melainkan pemberi yang datang, mengunjungi, dan memberikan zakat…
Tanpa menabrak wilayah keagamaan, beberapa sosiolog yang saya kutip dari beberapa Koran tanggal 16 (Koran yang saya kejar pada tanggal 16, seperti Kompas, Jurnal Nasional, Koran Jakarta, Warta Kota, Media Indonesia dan Republika) mulai MEWANTI-WANTI…bahwa KEPERCAYAAN TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT,.. perlu UNTUK DIPERTANYAKAN…
Nah,mari kita lihat gambaran sederhana saja…
Sebagai Ulama hafal qur’an, dan ahli tafsir, tentu Quraish Shihab dapat kita anggap mengatakan yang sesungguhnya (ini saya percaya sekali)…
RUSAKNYA SEKARANG….ADA LAYANAN “KAMI JEMPUT ZAKAT ANDA” oleh beberapa BAZIS dan atau LAZIS…tapi saya BELUM PERNAH MENEMUKAN (bahkan saya malah mengalami kesulitan dengan beberapa OKNUM…ba71n94n…lembaga AMIL ZAKAT …;mohon melihat tulisan saya terdahulu..) tulisan/iklan atau ucapan seperti ini SAUDARA-SAUDARA ku SESAMA MUSLIM, terutama GOLONGAN MUSTAHIK ZAKAT….INI ada BEBERAPA hal yang PERLU KAMI UTARAKAN SEBAGAI pertanggungjawaban kami atas UANG YANG DITITIPKAN OLEH MUZAKI kepada Kami..
A.. Apabila Anda Merasa Berhak untuk mendapatkan zakat, prosedurnya adalah a…b…c……B….Mengingat kesulitan keuangan Anda (itu kenapa Anda merasa menjadi Mustahik) maka PETUGAS KAMI pada Hari A…ada di Kantor Desa A, pada Hari B ada di kantor desa B, pada hari C ada di kantor Desa C.. jadi saudara dapat berkunjung ke sana, dan kami juga mudah mengkonfrontir, apakah betul saudara termasuk mustahik atau bukan….mengingat lokasi yang berdekatan dengan rumah saudara masing-masing…
Terakhir…Mohon Saudara-Saudaraku memberikan KEBEBASAN bagi KAMI untuk MELAKUKAN PENILAIAN secara independent, apakah SAUDARA berhak MENERIMA atau TIDAK…tolong YAKINLAH Bahwa kami TIDAK HANYA CAKAP DALAM MENGURUS JENGGOT_JENGGOT KAMI atau MENUTUP AURAT KAMI…atau DISIPLIN DALAM IKUT PENGAJIAN ATAU LIQO…tapi KAMI JUGA MEMILIKI PENGETAHUAN YANG CUKUP, BAIK SECARA SYAR’I maupun SOSIAL tentang Zakat.. Maka, mohon…yakinlah bahwa kami juga yakin NERAKA itu ADA…dan kami juga Yakin karena kami memegang uang banyak, KESEMPATAN KAMI MENJADI KORUPTOR juga besar…
JADI…UNTUK SAUDARAKU ADIWARMAN KARIM…DIDIN H…yang berkecimpung di PERZAKATAN NASIONAL….ANak BUAH Lu tuh diBENERIN OTAKNYA….DIKASIH ILMU,…KALAU TAMBENg…suruh mereka KELUAR.,..mereka ADA bukan untuk NYUSAHIN,,,tapi Sebatas PERANTARA…PERANTARA ATAU JEMBATAN ADANYA Bukan uNTUK MENYUSAHKAN….KALAU UNTUK MENYUSAHKAN…ITU NAMANYA BAJINGAN!!!! LEBIH BAIK LANGSUNG ALIH KERJA JADI KORUPTOR AJA…KETAHUAN…
Sorry,saya gak bisa nahan emosi euy, kalau ngomongin zakat, maklum muallaf…ha…ha…ha.. Jadi kapan kita bisa melihat iklan atau acara roadshow…”Bagaimana ANDA BISA MENDAPATKAN ZAKAT DARI KAMI…SEBESAR KEBUTUHAN YANG ANDA BUTUHKAN DAN DENGAN KOMPETENSI ANDA YANG DAPAT KAMI UKUR….
JANGAN CUMA MAUNYA SOSIALISASI “””UANG LU GUA JEMPUT DAH…LU GAK PERLU REPOT…ZAKATLU GUA JEMPUT DAH…
ATAU…SAYA PERCAYA (lihat kan iklannya di TV-TV) KALAU CUMAN IKLAN ZAKAT ANDA KAMI JEMPUT…coba deh dipikir sederhana…beda gak sih elu-elu yang diamil (maksudnya Amil Zakat) dengan PREMAN atau malah dengan PENGEMIS (parahnya; Anda berlindung di balik hukuman Agama)…pasti kalau Anda rasional….jawabannya BETI BO! (Beda TIPIS BO!!!)
OKE…kita tunggu PERUBAHAN ITU kalau GAK ADA juga..Gua do’ain dah lu pada…tambah pintar ngurus JENGGOT…itu doang…KALau Gak MUNDUR AJA OM…udah dapat gelar KH……di BAZNAS…eh…ada kejadian yang mengatasnamakan zakat dan menewaskan orang…koq gak KESENTIL UNTUK MINTA MAAF…APALAGI MUNDUR…atau UDAH PADA BERMENTAL POLITISI…katanya…JABATAN ITU AMANAH…….jadi jangan ampe lu benanah (bernanah) mempertahankan jabatan…
TENTANG POLISI…Ha..ha..ha…PAHLAWAN KESIANGAN…
Di beberapa berita, Kapolres atau Kapolsek ya…saya lupa atau malah Kapolda…begini
“Kami (KEPOLISIAN) menyayangkan pihak H.Syaikhon yang tidak berkoordinasi dengan kami….. (Seakan-akan pengamanan itu GRATIS…berikut ceritanya)
a. ANTARA 1993 – 1996, saya sering bolak balik Lumajang – JAkarta, bawa jeruk…nah di jalan tol…hampir tiap kita lewat tol Surabaya – Malang atau Cikampek…tiba – tiba ada mobil Patroli mendekat..dan ketika kita lempar kotak korek api (biasanya isi Rp.2.500, tapi kalau lagi kere, saya isi 500 perak aja) mereka tidak mengikuti lagi… Pernah kami coba untuk gak ngelemparin kotak korek api…eh malah disuruh minggir…dan Alhamdulillah, karena surat lengkap (termasuk surat jalan) Polisi itu terus terang meminta uang untuk rokok…. Pahamkan maksudnya…
DASAR MEMANG INDONESIA ITU NEGERI PARA BAJINGAN (TERMASUK JUGA SAYA…JANGAN-JANGAN)…Tahun 2007 kemarin…saya sempat mendapatkan kesempatan mengiringi pengiriman PLAT untukJEMBATAN SURAMADU… KAMI BERANGKAT dua TRUK, saya di TRUK pertama…tiba di SEMARANG kita terpisah… eh…ada pemeriksaan truk…SURAT-SURAT LENGKAP…akhirnya si POLISI (atau boleh Anda Baca; ANJINGNYA si POLISI) terang-terangan minta duit…saya bilang..kalau lu baek-baek minta. terang-terangan aja, ya ini…Rp.2.000 dan parahnya…dia terima…
NAH…MASIH PERCAYA POLISI??? atau PERCAYA karena Gak Ada PILIHAN LAIN…Kasihan ya…kita… Maka…karena H. Syaikhon paham bahwa POLISI bukan al asnaf attsaminah, atau golongan yang memiliki hak untuk menerima ZAKAT…wajar aja kalau dia gak manggil polisi…bukannya malah ngamanin, nanti malah morotin…
ATAU…perlu kita USULKAN KEPADA komisi FATWA MUI…supaya untuk INDONESIA; PIHAK KEPOLISIAN juga dijadikan golongan MUSTAHIK PENERIMA ZAKAT…. Gila kan…masak sih Adang Daradjatun yang kayanya milyaran (katanya sih dari usaha bini-nya) bisa masuk asnaf tsaminah…ya..(nah lho!?) Tentu, MUI bisa bernegosiasilah dengan PIHAK CALON penerima ZAKAT kesembilan ini….
SEBAGAI PENUTUP…MEngeluarkAN ZakAT adalah KEwajIBAN…maka mohon bagi anggota MASYARAKAT yang telah mendapatkan kelonggaran dari Allah SWT, mencermati..kepada siapa ZAKAT akan mereka berikan…..mOhon lihat…saudara Anda…saudara Jauh Anda…atau TETANGGA di samping RUMAH ANda atau diluar lingkungan komplek ANda…angkat MEREKA (dengan zakat Anda) agar dapat BERBAGI SEPERTI ANDA…NIATKAN…TAHUN INI SATU KEPALA KELUARGA BANGKIT, TAHUN DEPAN LIMA KEPALA KELUARGA BANGKIT (dua dari Zakat Anda dan tiga dari Zakat orang yang telah Anda berikan zakat mereka pada tahun sebelumnya…amien)
ADALAH HAL YANG TIDAK BENAR, apabila ANda mengeluarkan ZAKAT, dan memasrahkan secara MEMBABIBUTA kepada AMIL ZAKAT…HAL INI sama SAJA dengan ANDA MENGANGGAP AMIL ZAKAT SEPERTI BABI YANG BUTA (untunglah selama ini teman-teman liar saya cuma memanggil saya BABI AER…bukan BABI BUTA) kalau iya…sama dong saya dengan Teman-teman di Amil Zakat…pintarnya cuman ngurusin jenggot, jilbab…gitu-gitu doank……
AAAAA……MMMMM…….IIIII…….TTTT – AAAA…MMMM…IIII…..TTT (silakan lihat salah satu episode Asterix; Pustaka Sinar Harapan, maaf saya lupa judulnya…)
Harusnya KITA MALU; TRAGEDI pembagian ZAKAT di Pasuruan
Seharusnya Kita Malu
Kemarin, kita dikejutkan oleh tewasnya 21 orang penduduk Pasuruan dan sekitarnya, pada saat mereka mengantri pemberian zakat…Mirisnya, zakat perorang hanya Rp.30.000. Nilai yang mungkin untuk sebagian orang kita, terlalu kecil, apalagi untuk ditukar dengan nyawa.
Sejatinya, hal ini harus menjadi tamparan keras minimal untuk beberapa pihak…:
1. Menteri Agama beserta jajarannya, kenapa…? Karena zakat terkait dengan perbuatan agama, sekalipun sifatnya individual. Negara sudah memfasilitasi melalui lembaga amil zakat, tapi rakyat tidak percaya…maka ia harus malu dan mau mundur…
2. Seluruh jajaran pimpinan LAZ yang ada minimal di tingkatan Pasuruan, secara ideal pada tataran nasional…. MUNDUR..ini membuktikan bahwa UANG SOSIALISASI via IKLAN TELEVISI hanya menghambur-hamburkan uang, tapi tidak menambah KEPERCAYAAN…atau JANGAN-JANGAN sudah bingung uang itu mau dibawa kemana..akhirnya dihambur-hamburkan lewat TELEVISI…
3. Menteri Sosial, Bupati Pasuruan, Gubernur Jawa Timur (sekalipun cuma Pelaksana Tugas)..karena kejadian ini ada di wilayah mereka….
KENAPA HAL INI TERJADI….????
1. Kita memang sulit bahkan hampir tidak mungkin mempercayai Departemen Agama, dan atau Lembaga yang dibentuk dan berada di bawah lingkungan Departemen Agama. Ingin bukti, sumbangan haji, pengelolaannya tidak jelas…itu baru satu kasus…Ingat masalah catering…yang melibatkan Azidin (Anggota DPR dari Partai Demokrat-Partainya Sang Presiden)….ia mengelola haji sebagaimana pialang yang tidak bertanggungjawab…alhasil….(Insya Allah Anda mengingatnya, kacau balau katering pada masa itu).
2. Depag (Departemen Paling GakBENER) jadi kurang apalagi… Istilah sederhana, DEPAG adalah lembaga yang paling mudah berbuat jahat, karena ia berlindung di bawah lindungan KEKUASAAN TUHAN…nah…kalau ada kesalahan mereka perbuat, yang bisa MENGUKUR KESALAHAN CUMAN TUHAN…manusia hanya bisa MENGURUT DADA…Alhasil DEPAG adalah Departemen BISNIS kelas atas (maksudnya Theo/Deo) atau berbisnis mengatasnamakan TUHAN…untuk Umat Islam…Kegagalan-kegagalan penyelenggaraan haji secara paripurna dianggap sebagai UJIAN bagi PESERTA HAJI…JADI MEREKA HARUS IKHLAS DAN TAWAKKAL
3. LEMBAGA AMIL ZAKAT
ini adalah pengalaman pribadi saya ;
1993, saya sempat mendapatkan kesempatan untuk belajar di KSA, melalui Rabithah, sayang surat dari Rabithah sampai ke tangan saya setelah SEMBILAN BULAN (dulu POS belum bisa KITA KRITISI)…Alhasil ketika saya mengurus ke perwakilan Rabithah Alam Islamy (dulu di Tebet Barat) mereka bilang, jatah saya sudah diganti(?) karena tidak ada kabar. Mereka berjanji (maaf saya lupa nama petugasnya) bahwa apabila saya tetap dapat berangkat dengan biaya sendiri, maka beasiswa dapat dilanjutkan di sana…
Alhasil, saya pontang panting…ke BAZIZ DKI (dulu di Tanah Abang…sekarang dimana ya?) Ternyata malah dipingpong…hingga nyasar ke Rumah SUSUN tanah ABang, hasilnya juga NOL besar…Bahkan setelah saya melengkapi translation ijazah dan berkas ke penterjemah tersumpah…(dulu di Datuk Tonggara) padahal untuk melengkapinya, biaya tidak sedikit…
Jadi apa yang mau kita katakan…BEGITULAH BAZIZ DAN LAZ yang ada, PROSEDUR pemberian Zakat kepada mereka yang berhak tidak pernah JELAS…Sayangnya, CUMA ALLAH yang bisa menghukum mereka…kalau manusia…HA..ha…ha…ha.., paling-paling jawaban mereka….”Urusan gua ama Tuhan…bukan ama lu-lu pade, syukur-syukur tuh zakat gua urus…”
4. Historia repertoa, sejarah berulang…ketika adik-adik kami berusaha untuk kuliah, di UI, orang tua pontang-panting ke Baziz DKI, dan ternyata…lagi-lagi…BAJINGANNYA, surat keterangan MISKIN dari RT RW beserta TANDA BUKTI LULUS UMPTN, tidak bunyi…itu juga berlaku bagi saya…ketika kondisi sedang tidak bagus (1998). Yang mengerikan…untuk ongkos mengurusnya pun orang tua saya terpaksa meminjam uang…maka…ini gila….Coba sudah ada KPK tahun 93 …mungkin hasilnya lain…
Alhamdulillah, Allah menolong kami, bantuan dari UI, berhasil kami dapatkan, Terima Kasih untuk Bpk Drs. Umar Mansyur, M.Sc, serta pihak rektorat…Jadi MASIH Percaya BAZIS dan segala tetek bengek LEMBAGA AMIL ZAKAT???
5.Pada saat CSR Fair 2006 lalu, saya sempat mampir ke salah satu stand penyelenggara Amil Zakat, dengan membawa teman yang kebetulan menyelenggarakan pendidikan membaca tulis untuk kalangan yang tidak mampu di bilangan Jagakarsa. Saat itu kami meminta buku tulis, beserta peralatan tulis untuk siswa…Jawabannya adalah “Anda harus bikin proposal dahulu”. prosedurnya satu bulan…..gila…teman saya itu, jangankan komputer, mesin tik saja tidak punya…yang ia miliki ketrampilan mengajar anak kecil untuk membaca, serta kemauan….Jadi MASIH PERCAYA LEMBAGA ZAKAT????
6.BAZIZ dan LAZ atau Amil Zakat, lebih bermain pada tataran kuantitas sebaran, bukan kualitas hasil sebaran…Maaf,jujur, apabila BAZIZ dan LAZ memberikan zakat kepada mereka yang membutuhkan seingat saya tidak dapat memberdayakan, hanya sekadar untuk mendapatkan ketenangan perut beberapa waktu saja…
Mulailah BAZIS dan LAZ memperbaiki diri, kualitas keluaran itu perlu, serta prosedur itu ada pada “SDM ANDA YANG BERKUALITAS DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PROGRAM” bukan pada LAMANYA WAKTU…Kalau Anak yang ingin sekolah…ditahan prosedurnya sebulan, pas zakat keluar, keinginan sang Anak jangan-jangan sudah memudar…Kalau Orang Sakit, harus ikut prosedur, maka pas ZAKAT TURUN, jangan-jangan ia pun sudah TURUN Ke DALAM BUMI (baca; dikubur)
Akhirnya, sebagai himbauan, mari, kepada kalangan muslim yang mampu, tolong kawal ZAKAT Anda, Jangan hanya melepas kewajiban (atau jangan-jangan Anda pun mendapatkan harta dengan cara-cara yang jangan-jangan juga…naudzu billah) Mulailah kenali lingkungan saudara, lingkungan tetangga yang membutuhkan, berikanlah mereka zakat yang DAPAT MEMBUAT MEREKA tidak hanya SEKADAR BERTAHAN HIDUP, melainkan DAPAT HIDUP, MEMBANGUN HIDUP…walaupun satu orang satu Tahun, itu jauh lebih bermanfaat dibandingkan ANDA memberikan ke 1000 orang dengan jumlah yang sekadar untuk MEMPERTAHANKAN HIDUP…Mulai dari LINGKUNGAN PALING DEKAT ANDA…insya Allah, kalau niat Anda tulus, Anda tidak akan tertipu…Amin
Mulailah mengangkat Orang Lain, bukan sekadar memberi kebutuhan untuk hidup, tapi memberi kail…
Untuk Rekan-rekan di BAZIS, LAZ, Dompet Dhuafa, atau AMIL ZAKAT LAINNYA…mari tanya diri Anda masing-masing…MALU GAK SIH kalau ANDA mengurus MILYARAN RUPIAH, tapi terkukung dengan PROSEDUR??? HARUSNYA ANDA menambah ILMU ANDA, sehingga KOMPETENSI Anda bertambah dalam MELAKUKAN PENILAIAN, bahwa pihak yang datang membutuhkan atau tidak membutuhkan BANTUAN..atau jangan-jangan ANDA Sudah mulai seperti PIHAK PERBANKAN…. Berkongkalikong dengan CALON PENERIMA KREDIT…NAUDZU BILLAHI MIN DZAALIKA
Oh. ya…berkaitan dengan KEGAGALAN INI, bagi para PIHAK YANG MALU untuk MUNDUR, saya sarankan untuk BUNUH DIRI SAJA……terutama untuk para AMIL ZAKAT, masak sih Anda RELA mendapatkan GAJI ATAU KEHIDUPAN Sementara Anda tidak melakukan tanggungjawab Anda secara paripurna??? Sudahlah, Hak Anda untuk menerima pembiayaan tapi….TOLONG HARGAI UANG PEMBIAYAAN TERSEBUT….
MALU DONG…MUSLIM INDONESIA PALING BANYAK…LEMBAGA AMIL ZAKAT SEGUDANG…eh yang paling banyak TOLOL dan MISKIN, orang-orang ISLAM juga…. Kalau Anda malu juga bunuh diri…maka saran SAYA ….PINDAH AGAMA SAJA DEH…. O ya…PRESIDEN SBY mentang-mentang GAK disinggung…jangan lepas tangan lu…….BUKTI KEMISKINAN TURUN datanya dari LANGIT atau BENERAN om?
Burhan, Sebuah Ketegasan Masa Depan adalah Hari Ini
Di bilangan Margonda (Depok) antara Halte Gunadarma dan Gang Damai, terdapat banyak warung rokok. Salah satu diantara warung rokok tersebut,milik Burhan, dari Indramayu. …
Suatu ketika, saya mampir ke warung Burhan…sambil menunggu waktu janjian dengan calon klien… Burhan mengajak saya bercerita…Berhubung saya bukan pendongeng, malah Burhan yang jadi saya minta bercerita…tentang dirinya
Ia adalah lulusan SMA thok…ketrampilan yang ia miliki sebatas di pertukangan, furniture… sempat kerja dan berjalan (untuk kerja) hingga ke Bali. Ia menegaskan, bahwa keberadaan dirinya, yang penuh keterbatasan, terutama secara pendidikan, menuntut dirinya untuk berbuat hal yang tidak biasa. Burhan memiliki tiga orang anak….yang paling besar kelas empat SD, yang paling kecil batita.
Untuk anak-anak, Burhan ternyata telah mempersiapkan asuransi bagi masing-masing..perbulan ia mensisihkan sekitar 300 ratus ribu untuk anak pertama dan kedua, serta 450 ribu untuk anak ketiga…Hitungannya, tiap anak akan mendapatkan minimal 200 juta pada saat asuransi plus investasi itu jatuh tempo.
Tertegun, saya bertanya, bagaimana cara dia hidup…berikut penjelasannya
Saya hanya dua hari tidak puasa dalam satu minggu. Setiap hari lahir dari anggota keluarga saya; saya “puasanin”…. Jumat salah satu hari saya tidak puasa…
….Selain jualan, saya juga sering jadi juru parkir di sekitar warung, untuk tambahan…
….Jam dua pagi saya tutup warung, jam 4 saya bangun Subuh, kemudian tidur lagi, bangun shalat dhuha…dan seterusnya saya menjaga warung, dan hanya istirahat pada saat shalat…
…sambil menjaga, selain koran, saya baca ini (ia menunjukkan al-qur’an), hanya ini yang bisa saya lakukan…
…shalat, puasa, baca al-qur’an…hanya itu yang bisa saya lakukan di sini…
Saya tertegun, menyadari betapa bodohnya saya, yang sering menghamburkan uang untuk hal yang tidak jelas…tapi hal itu belum seberapa…yang parah lagi, shalat saya sering bolong-bolong, dan puasa…hiks, cuma ramadhan…
entah…padahal saya sering mengharapkan surga (masa depan) konyolnya…saya lebih sering melupakan hari ini (melaksanakan kewajiban-kewajiban saya)…ma
Untuk Burhan…semoga saya dapat meniru Anda…amien